MERLIN: TRILOGI MASA KECIL
Judul Buku : Trilogi Merlin Kecil (The Young Merlin Trilogy)
Penulis : Jane Yolen
Penerjemah : Rita Agustina, Yvonne C. J. Wotulo, Shinta Harini
Penyunting: Nuniek Ratnindyah
Terbit: Cetakan 1, Maret 2007
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta (Little Serambi)
Beruang Kecil: Kalau begitu apa yang tersisa dari masa kanak-kanak ketika kita tumbuh tua dan mati?
Manusia Hijau: Hanya mimpi yang tersisa, Nak. Mimpi.
(Merlin, hlm. 14 )
Legenda Merlin
Kisah tentang Merlin, penyihir terkenal di zaman Raja Arthur dari Inggris yang berkembang di beberapa negara Eropa tidak hanya memiliki satu versi. Merlin diceritakan sebagai pendeta Druid juga sebagai penafsir mimpi, ahli mengubah wujud, atau bahkan seorang manusia liar (wodewose) yang tinggal di hutan. Dalam buku Vita Merlini â"Kehidupan Merlin- karya Geoffrey of Monmouth yang ditulis pada abad ke-12, Merlin dikisahkan menjadi gila dan melarikan diri ke hutan untuk beberapa saat lamanya, hidup sebagai manusia liar, dan jiwanya hanya dapat ditenangkan dengan musik.
Dalam hubungannya dengan Raja Arthur, peran Merlin ditemukan berbeda-beda dalam cerita-cerita lama. Ia dikisahkan muncul saat Raja Arthur dikandung; berjasa mempertemukan ayah Arthur, Uther Pendragon dan ibu Arthur, Ygraine, dengan bantuan sihir; guru yang sabar dan bijaksana bagi Arthur; dan arsitek Camelot milik Arthur, Stonehenge, atau meja bundar. Secara keseluruhan, ia sering tampil sebagai sosok ajaib yang misterius. Sejarah kehidupannya bisa dikatakan sangat menarik karena ia sendiri tidak berayah dan ia membantu membesarkan Arthur kecil. Di dalam cerita kuno, Merlin disebut sebagai anak yang lahir dari seorang penghuni biara karena hubungannya dengan setan. Satu-satunya kisah masa kecil Merlin dari abad pertengahan mengungkapkan Merlin sebagai seorang bocah tak berayah dari Welsh yang bermimpi tentang naga merah dan putih. Dikisahkan juga jika ia menceritakan mimpinya tentang keruntuhan menara perang Vortigern di bawah ancaman eksekusi Vortigern sendiri. Bagi Jane
Yolen, penulis lebih dari 280 buku (termasuk buku anak-anak), kisah Merlin terjalin sangat rumit seperti hutan di Inggris yang lebat dan tak terjamah.
Jane Yolen dan Trilogi Merlin Kecil
Pesona kehidupan Merlin rupanya telah menggugah imajinasi Jane Hyatt Yolen yang disebut-sebut sebagai Hans Christian Andersen dari Amerika dan Aesop abad ke-20 ini. Tetapi ia tidak menambahkan jalinan kerumitan dalam kisah Merlin dewasa yang sudah ramai. Ia justru menghadirkan masa kecil Merlin yang tidak banyak dibicarakan. Kisah Merlin kecil dibentangkannya dengan indah dalam novel trilogi yang terdiri atas Passager, Hobby, dan Merlin. Tidak sekadar bersandar pada cerita-cerita kuno yang sudah ada yang bisa dihubung-hubungkan dengan masa kecil Merlin, Yolen juga menambahkan hasil penelitian untuk melengkapi isi tiga bukunya ini. Antara lain Yolen memasukkan ihwal pembuangan anak-anak ke hutan di abad pertengahan karena perang, kelaparan, atau wabah, dengan harapan ada yang menemukan dan mau merawat; seni menjinakkan dan menggunakan elang dalam berburu (falconry); pertunjukan keliling dan pasar tadisional; dan kehidupan manusia liar yang para prianya sering digambarkan
sebagai monster bermata satu yang memakai kulit beruang dan memiliki istri yang buruk rupa dan lusuh. Semua unsur ini disenyawakan untuk melengkapi kisah masa kecil Merlin secara lebih menarik dalam trilogi pemenang Mythopoeic Fantasy Award 1998 ini. Alhasil, kita akan menemukan kualitas narasi Yolen yang menawan sehingga meski trilogi ini jauh dari gegap gempita kisah seperti Harry Potter misalnya, 3 buku ini akan tetap dinikmati tanpa hambatan. Apalagi jumlah halamannya tidak terlalu banyak dan berisikan alur cerita yang tidak bertele-tele. Kemampuan berkisah Yolen memang tidak diragukan lagi. Ia telah menerima berbagai penghargaan tertinggi dalam cerita fantasi dan kesusasteraan anak seperti Regina Medal, the Kerlan Award, the World Fantasy Award, the Mythopoeic Fantasy Award, dan the Society of Children's Book Writers and Illustrator's Golden Kite. Trilogi Merlin memberikan Mythopoeic Fantasy Award yang ke-3 bagi perempuan kelahiran New York City 11 Februari 1939 ini.
Passager - Hobby - Merlin
Kisah Merlin kecil berlatar Inggris abad pertengahan. Pada usia 7 tahun Merlin, anak seorang penghuni biara yang tidak diizinkan membesarkannya, dibuang ke hutan dengan harapan akan ada yang menemukan dan memeliharanya. Satu tahun Merlin menghabiskan hidupnya yang sebatang kara di hutan, hidup dalam kenangan dan mimpi-mimpi buruk. Satu tahun penuh cobaan dan digerogoti lapar ia lewati, berburu makanan dan tidur di atas pohon untuk mempertahankan hidup seraya dikejar-kejar gerombolan anjing liar untuk dijadikan kudapan. Satu tahun telah menghalang ingatannya akan namanya. Riwayat hidup dan masa lalu dianggapnya sebagai mimpi. Sejalan dengan tak digunakannya lagi bahasa manusia karena tidak ada yang bisa diajaknya bicara, kosakata manusia terlupakan, kebutuhan akan masa lalu dan masa depan pun menghilang. Saat ini lah Merlin kecil bertemu Tuan Robin, seorang penjinak elang yang baik hati. Di tangan Tuan Robin dan kehangatan rumah peternakannya, Merlin kecil bagaikan
passager, yang kemudian menjadi jinak karena kasih sayang dan perlindungan yang dicurahkan padanya. Di rumah dan keluarganya yang baru ini, Merlin kecil akhirnya menemukan kembali siapa namanya.
Setelah empat tahun hidup dalam kenyamanan di rumah Tuan Robin yang telah membuat ia kembali menemukan kemanusiaannya, Merlin mendapati dirinya sebatang kara lagi. Rumah peternakan terbakar dan merenggut nyawa penghuninya, kecuali nyawa Merlin sendiri. Merlin menguburkan apa yang tersisa dan memutuskan meninggalkan tempat itu membawa 2 hewan yang selamat yaitu Goodie â" seekor kuda betina, dan Churn â"sapi perah yang sudah kering susunya. Ia juga membawa sepatu bot Tuan Robin yang tidak terbakar dengan harapan bisa ia kenakan kelak. Dalam perjalanannya, sesuai mimpinya, ia bertemu seorang pria bernama Fowler. Fowler merampas sepatu bot Tuan Robin dan berniat menjual Merlin beserta kedua hewan yang dibawanya. Sebuah mimpi yang hadir kemudian menjadi nyata, ia terbebas dari Fowler dan bersua seorang pesulap keliling dan penyanyi berwajah cantik. Dari sang pesulap ia mendapatkan nama baru, yaitu Hobby, setelah sebelumnya menggunakan nama Hawk. Ia mengikuti perjalanan kedua
artis keliling itu sampai di kota Carmarthen. Di kota ini ia menemukan dirinya sebatang kara lagi, tertipu habis-habisan.
Merlin kembali masuk hutan setelah penguasa Carmarthen, Duke Vortigern mengusirnya gara-gara mimpi dan tafsirannya. Ketika ia lagi-lagi terancam kebuasan gerombolan anjing liar, ia ditolong seorang manusia liar (wodewose) yang mengantarnya masuk dalam kelompok manusia liar yang menyukai mimpi. Di sini ia bertemu Cub yang bisa berteman dengan anjing liar, serigala, dan beruang. Begitu kebiasaan bermimpi Merlin diketahui para manusia liar ini, ia dikurung dalam sangkar dan dipaksa bermimpi untuk bisa diceritakan pada mereka, terutama para wanitanya. Padahal tanpa paksaan Merlin memang dengan mudah bisa bermimpi. Setelah sekian mimpi, Merlin akhirnya memimpikan nasib kelompok manusia liar ini. Pada saat yang sama, kehadiran Cub membuat Merlin menemukan takdirnya.
Ketiga buku Merlin kecil ini hanya akan menarik jika dibaca utuh. Apa yang dialami Merlin kecil dalam perjalanan hidupnya terus berhubungan dari buku pertama hingga buku ketiga. Dua buku pertama sepertinya sengaja diberi penutup yang membuat pembaca tergelitik untuk membaca buku berikutnya. Karena trilogi ini hadir sebagai kisah masa kecil Merlin, agak aneh juga menemukan adegan pamungkas yang ditambahkan penulis pada buku terakhir. Meskipun demikian, penambahan adegan terakhir ini tidak menimbulkan masalah, malah mengungkapkan siapa yang akhirnya dikenal sebagai Raja Arthur kelak. Juga peranan Merlin dalam hidup Raja Arthur di masa bertahun-tahun setelah kisah-kisah dalam tiga buku ini. Sebuah trilogi yang ditulis secara indah, hidup, dan penuh daya tarik.
Edisi Indonesia
Untuk edisi Indonesia, penerjemahnya tidak hanya satu. Setiap buku diterjemahkan oleh penerjemah berbeda. Buku pertama, Passager, diterjemahkan oleh Rita Agustina. Buku kedua, Hobby, oleh Yvonne C. J. Wotulo, dan buku ketiga, Merlin, oleh Shinta Harini. Walau penerjemahnya berbeda, dengan editor yang sama, Nuniek Ratnindyah, hasilnya tetap enak dinikmati sebagai satu kesatuan yang solid.
Salam,
Jody
http://jodypojoh.blogdrive. com
__,_._,___
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.
No comments:
Post a Comment