Apa Pengertian Cerpen?
Untuk memahami dan mempelajari tentang apa itu cerpen, pertama anda harus tahu apa arti cerpen. Memang dari katanya dapat anda katakan bahwa cerpen adalah sebuah singkatan untuk cerita pendek. Itu memang betul, nah pertanyaan muncul saat anda mengetahuinya. Apa itu? Pertanyaan tentang bagaimana sebuah cerita dikatakan pendek. Disinilah para ahli khususnya sastra dalam literasi berperan dalam memberikan batasan atau pengertian cerpen itu sendiri.
Menurut Jacob Sumardjo (2001), pengertian cerpen atau cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita (skill to present story), yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, manunggal (memfokuskan pada satu bagian atau satu karakter saja) dan tidak ada bagian bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. Berdasarkan pengertian cerpen oleh Jacob tersebut, anda dapat mengambil kesimpulan bahwa sebuah cerpen adalah cerita yang telah mengalami pengeditan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian bagian dari cerpen yang bertele tele atau bisa dibilang basi. Bila anda menyadari pernyataan diatas, itu berarti, cerpen lebih sulit dari pada cerita panjang. Akan tetapi, perlu anda perhatikan kata “ada bagian yang terlalu banyak”. Dalam cerpen memang biasanya bagian ke “aku” an memang sangat banyak dan seakan berlebih.
Selanjutnya, Edgar Allan Poe dalam Burhan Nurgiyantoro (2002) memberikan pengertian cerpen yang cukup aneh dan seperti mengada ngada. Dia beranggapan bahwa pengertian cerpen atau cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira kira selama 30 menit hingga 2 jam-atau suatu hal yang sekiranya waktu membaca tidak mungkin dilakukan untuk novel. Lucu bukan. Tapi bila anda sering membaca novel dan cerpen yang berkualitas, anda pasti merenungkan pengertian cerpen diatas bahwa pengertian tersebut benar adanya. Memang, cerpen itu hanya membutuhkan waktu yang sedikit untuk menyelesaikan dan memahami unsur unsur cerpen tersebut.
Dalam buku Drs. Joko Untoro bahwa pengertian cerpen atau cerita pendek adalah karangan pendek berbebentuk prosa yang membatas diri dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspek yang terkecil. Pendeknya atau singkatnya cerita pendek (cerpen) bukan utamanya karena bentuknya yang pendek akan tetapi karena aspek masalah yang diangkat dalam cerpen yang memang terbatas dan dibatasi. Sifat umum cerpen adalah pemusatan perhatian atau fokus pada satu tokoh saja yang ditempatkan pada suatu situasi sehari hari, tetapi yang ternyata menentukan (perubahan dalam perspektif kesadaran baru keputusan yang menentukan). Berakhirnya atau tamatnya (the end) seringkali tiba tiba dan bersifat terbuka (open ending). Beberapa cara bercerita seperti dialog, impian, flash-back (alur maju mundur) dan sebagainya sering digunakan dalam cerpen. Bahasa dalam cerpen biasanya sederhana dan sugestif.
Menurut Andri Wicaksono bahwa pengertian cerpen adalah suatu cerita fiksi yang berbentuk prosa yang singkat dan pendek (a fiction in the form of brief and short prose) yang unsur ceritanya terpusat pada suatu peristiwa pokok. Dalam cerpen, jumlah dan pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal. Dari pengertian cerpen dari Andri Wicaksono dan pengertian cerpen dari ahli lainnya sebelumnya saya yakin anda telah dapat memahami apa itu cerpen sebenarnya. Mari lanjut kebagian selanjutnya yaitu ciri ciri cerpen dan unsur unsur cerpen.
Ciri Ciri Cerpen
Berdasarkan beberapa pengertian cerpen diatas, kita dapat merincikan ciri ciri cerpen adalah sebagai berikut:
Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih pendek dari novel. Beberapa sumber menyatakan bahwa ciri ciri cerpen bersifat singkat dan padat.
Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri ciri cerpen yang satu ini diambil dari pengertian cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lain menerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen sekitar 5000 kata atau 2-20 halaman kertas.
Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari (biasanya dari pengalaman pribadi atau orang lain). Ciri cerpen ini sudah jelas menggambarkan kenapa cerpen itu dapat menceritakan sesuatu dengan cara yang lebih singkat dari novel akan tetapi tetap dapat menyampaikan pesannya.
Tidak mengangkat atau menceritakan semua latar belakang pemain atau pelaku dalam cerita atau kisah tersebut, hanya melukiskan masalah tunggal, tokoh utama dan inti sarinya saja. Ciri cerpen ini mendukung dan menegaskan kenapa cerpen memang harus “cerita pendek”.
Hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen mengalami masalah atau konflik yang berhubungan dengan tokoh utama.
Kalimat, susunan dan kata kata yang digunakan bersifat sederhana dan mudah dimengerti sehingga pembaca mampu memahami dengan cepat dan deskripsi yang singkat.
Kesan yang muncul saat dan setelah membaca cerpen cukup mendalam sehingga pembaca dapat merasakan isi cerpen. Ciri ciri cerpen ini menjadi alasan sehingga banyak orang yang tetap menunggu cerpen dalam terbitan tabloid atau majalah.
Biasanya hanya satu kejadian besar dan beberapa kejadian pendukung yang ada.
Alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus
Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak mendalam dan singkat
Unsur Unsur Cerpen
Sebelum itu, anda harus menyadari bahwa unsur unsur cerpen atau semua jenis prosa ada dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada dalam tubuh prosa itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur unsur yang membangun di luar sebuah karya sastra atau prosa tersebut dengan kata lain latar belakang penulis dan lingkungan penulis saat itu.
Dalam cerpen sendiri, terdapat 6 unsur intrinsik cerpen yang sering disebut unsur pembentuk cerpen atau unsur penyusun cerpen. Berikut 6 unsur intrinsik cerpen tersebut:
1. Tema
Tema adalah inti atau ide dasar dari sebuah cerita. Dalam hal ini cerita pendek atau cerpen. Sudah selayaknya dalam sebuah cerita terdapat tema dalamnya. Untuk membentuk suatu tema dari sebuah cerpen, seorang penulis cerpen haruslah membangunnya dari masalah ataupun suatu permasalahan keseharian atau kehidupan yang ada dan layak jadi sebuah renungan.
2. Latar atau setting
Latar atau setting cerpen dapat berupa tempat, suasana, waktu, dan budaya yang menjadi ruang atau wadah cerita tersebut.
3. Pesan atau amanah
Dalam sebuah cerpen, unsur ini haruslah ada. Jikalau unsur pesan tidak ada, maka sepertinya tidak layak disebut sebagai sebuah karya sastra cerpen. Pesan pengarang cerpen dapat berupa nilai didik yang hendak disampaikan baik secara eksplisit ataupun secara implisit.
4. Penokohan
Dalam cerpen, watak watak yang dimiliki tokoh digambarkan lengkap dengan sifatnya dalam cerita pendek, baik dengan jelas ataupun disamarkan.
5. Sudut Pandang (Point of view)
Sudut pandang dalam sebuah cerpen umumnya menempatkan pengarang sebagai orang pertama. Akan tetapi, sering juga pengarang sebagai orang kedua, orang ketiga dan bahkan di luar cerita. Sudut pandang pengarang dalam cerita sebagai orang pertama biasanya memberikan cerita yang lebih pendek dari sudut yang lainnya.
6. Alur
Unsur intrinsik cerpen yang satu ini tidak begitu jelas terlihat. Tentulah hal ini karena pendeknya “cerpen”. Akan tetapi, bila dihendaki oleh pengarang, dapat diberikan tahapan tahapan dalam alur cerpen. Kelemahannya, semakin jelas alur dan semakin banyak alur yang ada, akan semakin panjang “cerpennya”.
pengertian cerpen, unsur unsur cerpen, ciri ciri cerpen
Pengertian cerpen, unsur unsur cerpen dan ciri ciri cerpen
Unsur unsur cerpen yaitu peristiwa cerita atau alur plot, tokoh cerita (karakter), tema cerita, suasana cerita (mood dan atmosfir cerita), latar cerita (setting), sudut pandang penceritaan (point of view) dan gaya (style).
Berikut adalah cara membuat / menulis teks cerpen :
1. Memilih topik atau tema
Anda dapat memilih tema apapun juga sesuai keinginan yang dikehendaki. Tema dalam cerpen sangatlah banyak, tidak susah bingung untuk mencari sebuah tema. Contoh tema tersebut yakni tema percintaan, misteri, pendidikan, persahabatan, sosial, dan lain sebagainya.
Tanpa sebuah tema, memproduksi teks cerpen menjadi jauh lebih susah dari apa yang dibayangkan. Yang seharusnya jadi dalam 2 jam, malah baru jadi 6 jam kemudian karena kebingungan menentukan fokus cerita.
2. Tentukan jenis cerpen dan target bacanya
Menentukan jenis cerpen seperti cerpen horor, drama, religi, romantis, tragis, misteri, drama komedi, komedi romantis, biografi, dan lain sebagainya. Menentukan jenis cerpen akan lebih memfokuskan cerita pada gaya bahasa yang lebih mengena. Misalnya jika Anda ingin membuat cerpen jenis horor, maka buatlah sesuatu yang terkesan menakutkan dan mencekam. Hal-hal absurd dan aneh lebih ditonjolkan agar terkesan benar-benar horor. Intinya jangan tanggung-tanggung menulis cerpen sesuai jenis yang akan di buat.
Target baca penting dalam hal ini. Buatlah kesan cerpen secara menarik untuk memikat target baca, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, atau segala umur. Target baca harus jelas, jangan dipadukan dengan yang lainnya. Cerpen anak-anak tentu tidak sama dengan cerpen dewasa, cerpen remaja juga tidak sama dengan cerpen dewasa.
3. Menentukan tokoh-tokoh
Persiapkan tokoh-tokoh yang akan dibuat dalam cerpen dengan matang. Tokoh ini meliputi tokoh utama dan tokoh sampingan. Nama-nama tokoh juga harus sesuai dengan cerpen.
4. Menganalisis watak tokoh
Watak tokoh atau penokohan dapat dibuat sesuai dengan cerita yang akan dibuat. Penokohan ini dapat digambarkan dari paparan langsung maupun tidak langsung. Paparan langsung misalnya dialog antar tokoh, pikiran tokoh, dan penggambaran fisik tokoh. Anda dapat membuat sebuah watak jika Anda memang sudah benar-benar memahami cerpen apa yang akan dibuat.
5. Menulis garis besar cerita
Garis besar cerita meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta penyelesaian. Buatlah garis besar cerita dengan singkat, padat dan jelas serta harus memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul.
6. Menentukan alur
Tentukan alur cerita secara tepat dan baik sehingga memberi kesan mendalam bagi pembaca.
Perlu diketahui, alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Ketiganya memiliki tahapan yaitu :
Perkenalan
Penanjakkan
Klimaks
Puncak klimaks
Penyelesaian / anti klimaks
Tahapan tersebut harus benar-benar diperhatikan agar alur menjadi baik dan menarik.
7. Menentukan latar cerita
Di mana cerita terjadi ? kapan terjadinya ? bagaimana suasananya ? tentukan kesemuaannya dengan jelas. Dapat digambarkan secara langsung maupun tidak langsung.
8. Memilih gaya penceritaan atau sudut pandang
Untuk menulis cerpen, perlu adanya sudut pandang yang jelas. Sudut pandang ini terdiri dari 2 macam, yaitu sudut pandang pertama dan ketiga. Untuk penggunaan sudut pandang itu sendiri, sudut pandang ada 4 yaitu :
Orang pertama sebagai pelaku utama.
Orang pertama sebagai pelaku sampingan.
Orang ketiga serba tahu.
Orang ketiga sebagai pengamat.
9. Memilih diksi yang sesuai
Dengan adanya diksi atau pemilihan, sebuah cerpen akan jauh lebih menarik dan tidak berkesan biasa saja. Pemilihan kata yang sesuai juga dapat dijadikan tombak untuk memperoleh cerpen yang berkualitas.
Pilihlah diksi dengan memperhatikan padu tidaknya antar kata dan kalimat. Jangan asal memilih diksi, karena diksi juga ikut berperan dalam suksesnya sebuah cerpen.
10. Membuat kerangka karangan sesuai alur
Setelah tahapan sebelumnya selesai, maka langkah selanjutnya adalah membuat kerangka. Kerangka dibuat sesuai alur yang ditentukan dan mencakup langkah yang sebelumnya sudah dibuat.
11. Memperhatikan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Perhatikan semua unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dengan baik.
12. Mulai menyusun cerpen dengan memperhatikan padu tidaknya antar kalimat
Hal ini juga berkaitan dengan diksi yang sesuai. Menyusun cerpen dengan diksi yang sesuai akan mempermudah penyusunan kata agar padu dengan kalimat sebelumnya.
Intinya, tulis cerita sesuai kerangka yang telah dibuat dan berikan diksi yang benar-benar tepat dengan memperhatikan padu tidaknya kalimat. Jika antar kalimat tidak padu, maka akan terkesan janggal.
13. Memberi judul yang paling sesuai dengan cerpen yang telah dibuat
Buatlah judul semenarik mungkin berdasar isi cerpen. Unik, berkesan,beda dari yang lain dan jarang ditemui.
Periksa dan koreksi kembali jika terdapat kesalahan
Baca dahulu, periksa dan perbaiki kesalahan dalam segala aspek. Misalnya memperbaiki ejaan, memperbaiki struktur, memperbaiki ketidakpaduan kalimat, dan lainnya