Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | History |
Author: | Eiji Yoshikawa |
Karena saya sudah punya banyak novel karya Eiji Yoshikawa yaitu "Taiko" dan "Musashi", why not buy & read it?
Mengingat saya baca "Batas Air" / "Shui Hu Zhuan" dan nonton filmnya pula, buku ini bagaikan "do or die", wajib dibaca apalagi saya yang notabene penggemar berat Historical Epic.
Setelah selesai dibaca sekaligus dibandingkan dengan graphic novel "Tepi Air" terbitan Elex Media Komputindo, kesimpulan saya adalah cerita novel yang klasik - salah satu roman klasik terbesar di dunia ini oleh Eiji Yoshikawa berhasil dibuat lebih dramatis untuk ukuran novel dan cukup akurat dibanding versi komiknya, ditambah prolog dan beberapa detail yang menambah nilai keseruan cerita. Bagi saya yang sudah terbiasa "menggambarkan" cerita dalam benak sendiri dari kata-kata, gaya bercerita Eiji ini amat-sangat membantu, sekaligus meninggalkan kesan mendalam pada tokoh2 108 Bandit Liang Shan Bo (Ryou Zan Paku) seperti halnya Toyotomi Hideyoshi di Taiko dan Miyamoto Musashi. Eiji does it again!
Satu catatan, mengenai naming sudah jadi pakem pengarang Jepang untuk melafalkan aksara Tionghoa menurut lafal mereka sendiri. Contohnya:
Shi Jin => Shi Shin
Lu Zhi Shen => Ro Chi Shin
Yang Zhi => You Shi
Liu Tang => Ryu Tou
Lin Chong => Rin Chu
Chao Gai => Chou Gai
Tentu saja ini bukanlah masalah dan sangat dimaklumi dan sering ditemui pada karya pengarang2 Jepang yang mengambil setting Tionghoa, seperti Sam Kok (Roman Tiga Negara), Komik Kung Fu Boy dll.
Dan di versi terjemahan ini, saya ingin memberi catatan untuk Jonjon Johana yang sedikit memasukkan istilah-istilah Jawa seperti "tembong" (tanda lahir, bercak, belang) yang memang istilah Bahasa Indonesia bakunya agak kurang "deskriptif". Sedikit membuka-buka kamus cukup membantu, apalagi kalau kamusnya bisa "diandalkan". Good job!
Senang sekali, saya mendapatkan harta yang berkali-kali lipat lebih berharga daripada uang yang telah saya keluarkan untuk membeli buku ini. Terima kasih, Eiji, dan saya tunggu Shin Suikoden Buku II yang pasti akan lebih seru lagi (dengan kemunculan Wu Song si Pembunuh Harimau dan sang pemimpin, Song Jiang, tentunya).
Polling: Siapakah jagoan favoritmu dari 108 Pendekar Bintang Pengacau?
(Berdasarkan Buku 1 Shin Suikoden)
a. Ro Chi Shin si Pendeta Bunga
b. Shi Shin si Sembilan Naga
c. You Shi si Iblis Berwajah Biru
d. Rin Chu si Kepala Macan Kumbang
e. Cendekiawan Go (Wu Yong)
f. Lainnya (Chou Gai, Kou Son Shou, Gen Bersaudara, Ryu Tou)
View all my reviews
Detail buku ini:
Shin Suikoden 1 (Petualangan Baru Kisah Klasik Batas Air)
by Eiji Yoshikawa, Jonjon Johana (Translator), Lulu Fitri Rahman (Editor)
Shin Suikoden 1 (Petualangan Baru Kisah Klasik Batas Air)
Sinopsis:
Shin Suikoden Buku I
Shi Shin, pemuda dengan rajah sembilan naga di tubuhnya, ahli tongkat yang meski mudah emosi, namun sangat menghargai pertalian antarlelaki sejati.
Ro Chi Shin si Pendeta Bunga, mantan polisi militer dengan tubuh dan sikap bagaikan raksasa kasar, namun berhati lembut laksana bunga musim semi yang dirajah indah menakjubkan di punggungnya.
Cendekiawan Go, guru kuil di desa yang tersohor ketajaman akal dan kepiawaiannya dalam membuat strategi .
Jalan hidup mereka beserta para pengemban tugas bintang lain, yang semua berjumlah 108, bersinggungan di masa penuh kegelapan Dinasti Sou. Meski harus menempuh jalur di luar hukum yang berlaku, para bandit budiman titisan 108 Bintang ini akan melakukan perubahan besar.
-----------------------------------------------------
Suikoden atau yang biasa kita kenal dengan Kisah Batas Air dan 108 Pendekar merupakan karya besar klasik Cina. Kisah ini sudah berkali-kali diadaptasi ulang ke dalam bentuk layar lebar, layar kaca, video games, maupun manga.
Shin Suikoden adalah salah satu karya besar Eiji Yoshikawa sang maestro cerita petualangan. Karya ini merupakan penulisan ulang yang menjanjikan intrik-intrik baru kisah Suikoden. Ditulis oleh penulis kawakan dan diterjemahkan langsung dari Bahasa Jepang oleh Jonjon Johana, Shin Suikoden Buku 1 ini akan membawa kita ke dalam jalinan cerita yang seru dan memikat, dalam perjalanan hidup para pendekar untuk meresapi pesan moral di baliknya.
No comments:
Post a Comment