Sinopsis, Prolog, Cuplikan: Novel LOVE TO LOVE YOU
by Kezia Evi Wiadji on Sunday, November 4, 2012 at 4:33am ·
Judul : LOVE TO LOVE YOU
Penerbit : Media Pressindo
Terbit : November 2012
Genre : Domestic Drama
SINOPSIS :
Lia dan Anton menjalani kehidupan cinta yang nyaris sempurna.
Hati keduanya seolah terikat satu sama lain.
Manis-pahit cinta telah membuat cinta keduanya bertambah kuat ...
Sampai akhirnya kekuatan cinta mereka diuji oleh datangnya badai.
Kejujuran manis yang selama ini ditanamkan ternyata malah berbuah kenyataan pahit.
Kini perpisahan berdiri mengancam tepat dihadapan keduanya ...
Haruskah mereka menyerah kepada keadaan dan mengakhiri semuanya?
Ataukah berjuang merebut kembali kebahagiaan demi menegaskan
bahwa mereka memang ditakdirkan untuk bersama ... selamanya.
PROLOG:
“Aku ingin membuat perjanjian denganmu,
perjanjian yang saling menguntungkan.
Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu.
Makananmu, pakaianmu, tempat tinggalmu,
sampai dengan biaya kuliahmu.
Aku akan membuatmu menjadi seorang yang berhasil.
Apa yang kau cita-citakan, bisa kau raih.
Sebagai ungkapan terima kasihmu,
aku hanya minta satu hal …
kau harus ada saat aku membutuhkanmu.“
CUPLIKAN 1:
Melihat Lia telah duduk di depannya, dibatasi oleh meja kecil, perempuan itu mengulurkan tangan sambil tersenyum manis.
“Nama saya Delila.“
“Oh, ibu pimpinan baru di perusahaan suami saya? Saya Lia, istri Anton.”
Delila tertawa renyah, menampakkan deretan giginya yang terawat baik.
“Saya sudah tahu. Saya merasa sudah kenal dekat denganmu, padahal kita belum pernah bertemu ya.” Kembali Delila tertawa.
Jika saat itu Delila tertawa, justru Lia tersenyum canggung. Pikirannya dipenuhi tanda tanya, kenapa pimpinan Anton datang ke rumahnya pada saat Anton keluar kota?
“Saya dengar dari suami saya kalau Ibu sementara ini magang di Jakarta.“
Delila kembali tersenyum manis.
“Rencananya memang untuk sementara waktu. Tetapi karena ada perkembangan yang mengejutkan, saya berpikir untuk seterusnya tinggal di Jakarta.“
Lia mengangguk samar. Pikirannya semakin dipenuhi tanda tanya.
“Maaf, Ibu ada kepentingan apa sampai harus datang kemari?“
Mendengar pertanyaan Lia, tiba-tiba ekspresi Delila berubah. Wajahnya terlihat sendu. Perempuan itu menarik napas panjang dan menatap Lia dengan sedih.
“ Lia, yang akan saya katakan ini berat, tetapi saya harus jujur kepadamu.” Delila berdeham, lalu menatap Lia dengan sorot mata prihatin. “Anton selama ini telah membohongimu.“
Lia tercekat. Mendadak ia merasa takut.
“A-apakah suami saya melakukan kesalahan di kantor?“ suara Lia terdengar gugup.
Delila menghela napas. “Tidak ada hubungannya dengan kerjaan, kesalahannya dengan saya.“
Lia menatap perempuan di depannya dengan bingung. Hatinya tiba-tiba berubah kecut.
“M-maksud Ibu?“
“Saya dan Anton telah mempunyai anak.“
CUPLIKAN 2:
Berdiri di samping Leo sambil menatap asap yang mengepul dari kawah Tangkuban Perahu membuat Lia tersenyum. Dulu, saat mereka masih menjadi sepasang kekasih, mereka pernah berdiri di sini, di tempat yang sama. Tempat yang sedikit menjorok dan terpencil, jauh dari keramaian. Tempat yang mereka temukan secara tidak sengaja.
“Kedinginan, Dear?” Leo menoleh sambil merapatkan jaketnya.
Lia menggelengkan kepala. Kembali menatap kawah di depannya. Menit berikutnya Lia kaget, saat tiba-tiba Leo mengancingkan jaket yang dikenakannya.
“Nanti kau masuk angin, Dear. Aku bisa kena marah mamamu.”
Lia tersenyum kecil. Leo melihat senyum itu dan mengeryitkan dahinya. “Kenapa tersenyum?”
Lia sejenak berpikir, lalu menjawab, “Aku ingat, dulu kau juga berkata begitu.”
Leo membalikkan badan dan memasukkan kedua tangannya di saku celana. Laki-laki itu diam. Hanya terlihat hembusan napas dari mulutnya yang membentuk asap putih. Matanya menatap ke arah lain. Beberapa menit mereka larut dalam kesunyian. Hanya terdengar sayup sayup suara pengunjung dikejauhan. Tiba-tiba, suara lembut Leo memecah keheningan mereka.
“Lia, kalau kau ada kesulitan, aku selalu ada untukmu.”
Lia tertegun. “Apa maksudmu Leo?”
Leo membalikkan badannya, melangkah lebih dekat ke arah Lia. Ditatapnya mata Lia dengan tajam.
“Apa suamimu menyakitimu, Dear?”
Lia benar-benar terkejut saat itu. Sesaat ia tidak bisa berkata apa-apa. Setelah menenangkan diri, ia mengelak pelan, “Jangan berprasangka yang tidak-tidak, Leo.”
Leo meletakkan kedua tangannya di bahu Lia. “Jangan bohong, Lia. Lihat aku. Sejak kita bertemu, kau sama sekali tidak pernah membicarakan suamimu. Bahkan kau terlihat enggan saat aku tanya siapa nama suamimu.” Leo meremas bahu Lia dengan lembut. “Aku tidak mau memaksamu bercerita, Dear. Tapi perlu kau tahu, perasaanku kepadamu tetap sama seperti dulu.”
Lia menahan perasaannya, menahan tangisnya. Tapi setitik airmata lolos dari sudut matanya. Dirasakan tangan Leo menghapus airmata di pipinya. Detik berikutnya, ia telah berada dalam pelukan Leo. Bersandar di dada bidangnya. Merasakan tangan Leo mengusap punggungnya. Tanpa bisa dicegah lagi, airmatanya mengalir turun dengan deras, menimbulkan isakan kecil. Leo mempererat pelukannya. Lia membenamkan kepalanya di dada Leo. Mencoba bersembunyi dari kesedihannya, mencoba meraih ketenangan dari pelukan laki-laki ini.
Leo merenggangkan pelukannya setelah isak tangis Lia mereda. Ditatapnya wajah Lia dengan rasa memiliki. Lia balas menatap laki-laki di depannya. Laki-laki yang dulu dicintainya. Lalu entah siapa yang memulai, bibir mereka perlahan bertaut
Sumber artikel:
http://www.facebook.com/notes/kezia-evi-wiadji/sinopsis-prolog-cuplikan-novel-love-to-love-you/477384428951005
Penerbit : Media Pressindo
Terbit : November 2012
Genre : Domestic Drama
SINOPSIS :
Lia dan Anton menjalani kehidupan cinta yang nyaris sempurna.
Hati keduanya seolah terikat satu sama lain.
Manis-pahit cinta telah membuat cinta keduanya bertambah kuat ...
Sampai akhirnya kekuatan cinta mereka diuji oleh datangnya badai.
Kejujuran manis yang selama ini ditanamkan ternyata malah berbuah kenyataan pahit.
Kini perpisahan berdiri mengancam tepat dihadapan keduanya ...
Haruskah mereka menyerah kepada keadaan dan mengakhiri semuanya?
Ataukah berjuang merebut kembali kebahagiaan demi menegaskan
bahwa mereka memang ditakdirkan untuk bersama ... selamanya.
PROLOG:
“Aku ingin membuat perjanjian denganmu,
perjanjian yang saling menguntungkan.
Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu.
Makananmu, pakaianmu, tempat tinggalmu,
sampai dengan biaya kuliahmu.
Aku akan membuatmu menjadi seorang yang berhasil.
Apa yang kau cita-citakan, bisa kau raih.
Sebagai ungkapan terima kasihmu,
aku hanya minta satu hal …
kau harus ada saat aku membutuhkanmu.“
CUPLIKAN 1:
Melihat Lia telah duduk di depannya, dibatasi oleh meja kecil, perempuan itu mengulurkan tangan sambil tersenyum manis.
“Nama saya Delila.“
“Oh, ibu pimpinan baru di perusahaan suami saya? Saya Lia, istri Anton.”
Delila tertawa renyah, menampakkan deretan giginya yang terawat baik.
“Saya sudah tahu. Saya merasa sudah kenal dekat denganmu, padahal kita belum pernah bertemu ya.” Kembali Delila tertawa.
Jika saat itu Delila tertawa, justru Lia tersenyum canggung. Pikirannya dipenuhi tanda tanya, kenapa pimpinan Anton datang ke rumahnya pada saat Anton keluar kota?
“Saya dengar dari suami saya kalau Ibu sementara ini magang di Jakarta.“
Delila kembali tersenyum manis.
“Rencananya memang untuk sementara waktu. Tetapi karena ada perkembangan yang mengejutkan, saya berpikir untuk seterusnya tinggal di Jakarta.“
Lia mengangguk samar. Pikirannya semakin dipenuhi tanda tanya.
“Maaf, Ibu ada kepentingan apa sampai harus datang kemari?“
Mendengar pertanyaan Lia, tiba-tiba ekspresi Delila berubah. Wajahnya terlihat sendu. Perempuan itu menarik napas panjang dan menatap Lia dengan sedih.
“ Lia, yang akan saya katakan ini berat, tetapi saya harus jujur kepadamu.” Delila berdeham, lalu menatap Lia dengan sorot mata prihatin. “Anton selama ini telah membohongimu.“
Lia tercekat. Mendadak ia merasa takut.
“A-apakah suami saya melakukan kesalahan di kantor?“ suara Lia terdengar gugup.
Delila menghela napas. “Tidak ada hubungannya dengan kerjaan, kesalahannya dengan saya.“
Lia menatap perempuan di depannya dengan bingung. Hatinya tiba-tiba berubah kecut.
“M-maksud Ibu?“
“Saya dan Anton telah mempunyai anak.“
CUPLIKAN 2:
Berdiri di samping Leo sambil menatap asap yang mengepul dari kawah Tangkuban Perahu membuat Lia tersenyum. Dulu, saat mereka masih menjadi sepasang kekasih, mereka pernah berdiri di sini, di tempat yang sama. Tempat yang sedikit menjorok dan terpencil, jauh dari keramaian. Tempat yang mereka temukan secara tidak sengaja.
“Kedinginan, Dear?” Leo menoleh sambil merapatkan jaketnya.
Lia menggelengkan kepala. Kembali menatap kawah di depannya. Menit berikutnya Lia kaget, saat tiba-tiba Leo mengancingkan jaket yang dikenakannya.
“Nanti kau masuk angin, Dear. Aku bisa kena marah mamamu.”
Lia tersenyum kecil. Leo melihat senyum itu dan mengeryitkan dahinya. “Kenapa tersenyum?”
Lia sejenak berpikir, lalu menjawab, “Aku ingat, dulu kau juga berkata begitu.”
Leo membalikkan badan dan memasukkan kedua tangannya di saku celana. Laki-laki itu diam. Hanya terlihat hembusan napas dari mulutnya yang membentuk asap putih. Matanya menatap ke arah lain. Beberapa menit mereka larut dalam kesunyian. Hanya terdengar sayup sayup suara pengunjung dikejauhan. Tiba-tiba, suara lembut Leo memecah keheningan mereka.
“Lia, kalau kau ada kesulitan, aku selalu ada untukmu.”
Lia tertegun. “Apa maksudmu Leo?”
Leo membalikkan badannya, melangkah lebih dekat ke arah Lia. Ditatapnya mata Lia dengan tajam.
“Apa suamimu menyakitimu, Dear?”
Lia benar-benar terkejut saat itu. Sesaat ia tidak bisa berkata apa-apa. Setelah menenangkan diri, ia mengelak pelan, “Jangan berprasangka yang tidak-tidak, Leo.”
Leo meletakkan kedua tangannya di bahu Lia. “Jangan bohong, Lia. Lihat aku. Sejak kita bertemu, kau sama sekali tidak pernah membicarakan suamimu. Bahkan kau terlihat enggan saat aku tanya siapa nama suamimu.” Leo meremas bahu Lia dengan lembut. “Aku tidak mau memaksamu bercerita, Dear. Tapi perlu kau tahu, perasaanku kepadamu tetap sama seperti dulu.”
Lia menahan perasaannya, menahan tangisnya. Tapi setitik airmata lolos dari sudut matanya. Dirasakan tangan Leo menghapus airmata di pipinya. Detik berikutnya, ia telah berada dalam pelukan Leo. Bersandar di dada bidangnya. Merasakan tangan Leo mengusap punggungnya. Tanpa bisa dicegah lagi, airmatanya mengalir turun dengan deras, menimbulkan isakan kecil. Leo mempererat pelukannya. Lia membenamkan kepalanya di dada Leo. Mencoba bersembunyi dari kesedihannya, mencoba meraih ketenangan dari pelukan laki-laki ini.
Leo merenggangkan pelukannya setelah isak tangis Lia mereda. Ditatapnya wajah Lia dengan rasa memiliki. Lia balas menatap laki-laki di depannya. Laki-laki yang dulu dicintainya. Lalu entah siapa yang memulai, bibir mereka perlahan bertaut
Sumber artikel:
http://www.facebook.com/notes/kezia-evi-wiadji/sinopsis-prolog-cuplikan-novel-love-to-love-you/477384428951005
No comments:
Post a Comment